Di antara beberapa genre bacaan yang saya suka, novel merupakan salah satu bacaan yang akan selalu menyertai aktivitas saya sehari-hari, selain puisi. Sangat menyenangkan menyelami karakter demi karakter yang dilukiskan dalam sebuah novel. Beberapa karakter yang menginspirasi saya antara lain Santiago di Alchemist, Arai di Sang Pemimpi, dan Kris di Epigram. Tak heran tiga pengarangnya pun menjadi pengarang yang novel-novelnya menginspirasi saya: Paulo Coelho, Andrea Hirata, dan Kang Jamal.
Dalam memutuskan untuk membeli-tidaknya sebuah novel, sedianya saya menggantungkan kepada resensi singkat di belakang buku atau endorsemen tokoh-tokoh terkenal terhadap buku tersebut. Sayangnya beberapa kali saya pernah kecele terhadap cara tersebut, buku yang diresensi terdengar sangat seru ternyata beralur membosankan atau pun endorsemen-endorsemen yang biasanya datang dari selebritis persis seperti fungsi lipstik bagi perempuan—menggoda tapi sebentar saja efeknya.
Merunut ke belakang ada beberapa novel yang sejauh ini merupakan novel-novel yang memerlukan perjuangan keras untuk menyelesaikan (atau tidak akan pernah selesai?):
Dalam memutuskan untuk membeli-tidaknya sebuah novel, sedianya saya menggantungkan kepada resensi singkat di belakang buku atau endorsemen tokoh-tokoh terkenal terhadap buku tersebut. Sayangnya beberapa kali saya pernah kecele terhadap cara tersebut, buku yang diresensi terdengar sangat seru ternyata beralur membosankan atau pun endorsemen-endorsemen yang biasanya datang dari selebritis persis seperti fungsi lipstik bagi perempuan—menggoda tapi sebentar saja efeknya.
Merunut ke belakang ada beberapa novel yang sejauh ini merupakan novel-novel yang memerlukan perjuangan keras untuk menyelesaikan (atau tidak akan pernah selesai?):
Beib, Aku Sakau (Cinta Banget, Gitu loh...!)
Alasan utama membeli novel ini karna pengarangnya begitu tenar setelah me-launch buku kontroversial Jakarta Under Cover. Meski saya tidak pernah tertarik dengan kehidupan seperti itu, saya mencoba untuk ingin tau sejauh mana karya-karya lain dari Moammar Emka melalui buku ini.
Kesan pertama membaca buku ini lumayan asyik karena menceritakan perjuangan seorang mendapatkan pujaannya (dan ini selalu menarik saya hehe). Sampai akhirnya saya merasa terganggu dengan kata-kata puitis yang sangat berlebihan untuk sebuah novel ringan (menerka dari ringan dan lelucon judul), akhirnya saya pun tak kuasa untuk meneruskan membaca buku ini setelah seperempat bagian buku. Ya karna tidak sanggup saja untuk dicekoki untaian puisi yang bagi saya too much. Can you enjoy over-taste meals? I can’t.
Bilangan Fu
Novel ini sebuah novel murni tanpa embel-embel endorsemen dari Ayu Utami. Motivasi untuk membaca novel ini tentu karna ingin mengetahui judul, memahami simbol di cover tersebut, dan yang terpenting adalah ingin mengetahui apakah saya mampu untuk memahami jalan berpikir Ayu (jujur ketika membaca novel Ayu sebelumnya, Saman, saya tidak terlalu memperoleh antusiasme yang sama seperti yang diresensikan orang-orang).
Novel ini sebuah novel murni tanpa embel-embel endorsemen dari Ayu Utami. Motivasi untuk membaca novel ini tentu karna ingin mengetahui judul, memahami simbol di cover tersebut, dan yang terpenting adalah ingin mengetahui apakah saya mampu untuk memahami jalan berpikir Ayu (jujur ketika membaca novel Ayu sebelumnya, Saman, saya tidak terlalu memperoleh antusiasme yang sama seperti yang diresensikan orang-orang).
Ada beberapa telaah yang sangat asyik sebenarnya tentang pencarian bilangan Fu dan Hu, penggambaran pendakian bukit-bukit gamping, dan kehidupan tradisional yang ditopangnya. Akan tetapi keasyikan saya mulai terganggu ketika Ayu mulai memasukkan tokoh tuyul ke dalam cerita, dan akhirnya padam ketika di dua halaman berikutnya saya membaca judul Hantu Cekik. Saya tidak terlalu tertarik untuk membaca genre-genre seperti ini sehingga saya memutuskan untuk menstop tepat dua lembar sebelum bab itu (mudah-mudahan bisa diselesaikan).
Maryamah Karpov
Buku ini awalnya saya harapkan menjadi buku pamungkas yang bisa dihadirkan oleh seorang Andrea guna melengkapi kesuksesan tiga buku sebelumnya—Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor. Menebak-nebak teka-teki siapa sebenarnya Maryamah Karpov adalah esensi dari proses menunggu penerbitan buku itu sendiri. Ketika penantian itu berakhir di bulan November 2008, yang terjadi adalah saya tertatih-tatih membaca buku setebal 516 halaman karna sedihnya harapan untuk memecah teka-teki itu digambarkan dalam frame yang teramat sangat tidak penting.
Buku ini awalnya saya harapkan menjadi buku pamungkas yang bisa dihadirkan oleh seorang Andrea guna melengkapi kesuksesan tiga buku sebelumnya—Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor. Menebak-nebak teka-teki siapa sebenarnya Maryamah Karpov adalah esensi dari proses menunggu penerbitan buku itu sendiri. Ketika penantian itu berakhir di bulan November 2008, yang terjadi adalah saya tertatih-tatih membaca buku setebal 516 halaman karna sedihnya harapan untuk memecah teka-teki itu digambarkan dalam frame yang teramat sangat tidak penting.
"mak cik maryamah masih asyik mengajar orang-orang bermain catur di warung kopi nyiur melambai..."
Sampai akhirnya dengan berat hati saya berpendapat ini adalah kesalahan pertama dari Andrea dari sekian kegemilangan yang dia peroleh dari tetralogi Laskar Pelangi. Perihal isu bahwa Andrea sebenarnya mempersiapkan buku ini dalam dua jilid (dengan jilid kedua menceritakan sisi pribadi Maryamah), saya tidak ingin berharap banyak. Baik bagi saya untuk tidak berpengharapan lebih karna takut terulang kekecewaan yang sama.
Parfume
Tergoda untuk membaca buku ini karna stempel “Telah terjual lebih dari 15 juta eksemplar”, akhirnya saya putuskan untuk membeli buku ini saat gajian kemarin. Ekstase cerita yang sekiranya menarik di awal cerita—pembunuh perawan untuk menghasilkan parfum terbaik di dunia, pada kenyataannya timbul tenggelam di sepanjang cerita. Beberapa scene seperti saat Grennouille meracik parfum, tinggal di gua, dan proses perjalanannya membuat saya tenggelam karam untuk melanjutkan ceritanya. Tapi beberapa kali diselamatkan oleh proses penyadaran bakat jeniusnya, pertemuan dengan Baldini, dan yang paling menyelamatkan adalah ending yang benar-benar nendang. Beruntung Suskind memiliki penyelamatan cerita seperti itu.
Tergoda untuk membaca buku ini karna stempel “Telah terjual lebih dari 15 juta eksemplar”, akhirnya saya putuskan untuk membeli buku ini saat gajian kemarin. Ekstase cerita yang sekiranya menarik di awal cerita—pembunuh perawan untuk menghasilkan parfum terbaik di dunia, pada kenyataannya timbul tenggelam di sepanjang cerita. Beberapa scene seperti saat Grennouille meracik parfum, tinggal di gua, dan proses perjalanannya membuat saya tenggelam karam untuk melanjutkan ceritanya. Tapi beberapa kali diselamatkan oleh proses penyadaran bakat jeniusnya, pertemuan dengan Baldini, dan yang paling menyelamatkan adalah ending yang benar-benar nendang. Beruntung Suskind memiliki penyelamatan cerita seperti itu.
Pertamax dulu. ntar dilanjutkan. sudah adzan magrib. ditunggu komen sebenarnya.
setuju sama bang dhodie, soal maryamah karpov.
selain itu, menurutku ini buku ter"lebay" yang pernah saya baca..
tapi, saya tetep ngasi buku itu bintang 4, karena tetap berhasil membuat saya terbahak-bahak membacanya dan tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila hehe :-P
Coba baca Atonement. Sampe sekarang saya gak bisa-bisa selesai baca itu buku, ngantuk. :P
harus komen disini ya? hohoho belum baca semuanyah... tp kenapa ya Perfume itu best seller, tmnku jg bilang ceritanya jelek banget...
Sepertinya orang terlanjur berharap terlalu banyak dengan Maryamah Karpov, padahal sebenarnya sama dengan laskar pelangi yang lain, cuma karena terlanjur populer, MK jadi berada di bawah bayang2 seri pendahulunya...
komplikasi = judul aslinya complicated , novel tentang dokter yg sedang ngambil spesialis BEdah. bab awal sampe tengah halaman, seru banget, tapi pas bab2 akhir.. mpe pusing bacanya istilah kedokterannya mulai membuat pusing :D
karena sy suka sama novelnya yg saman, akhirnya sempat mau beli yg Bilangan Fu. tp pas liat2 isinya, buka lembar per lembar, kekx tidak menarik, ada mistis2x memang. lagipula tebal sekali, jadi malas mbacax. Akhirnya nggak jadi. tp untunglah di blog ini sy dapat informasi tambahan lagi ttg buku itu. tambah tidak jadilah utk dibeli. Maryamah Karpov jg, untungx sy bukan penggemarnya andrea. kekeke. Cukup LP saja lah yg dibaca. Ditunggu review buku2 lainnya.
4-4nya gw lom baca dod. :P jangankan Maryamah, Laskar Pelangi aja lom selesai.. haha..
thx atas referensinya ya ;)
2 buku teratas belum dibaca, jd belum bisa kasih komen ttg 2 buku itu. kalo Maryamah.... yep..agak kecewa sedikit dengan Maryamah (sejujurnya dengan ceritanya yg mengambang..hehehe, tp paling ngga kerinduan akan tokoh2 laskar pelangi bisa terobati...). apalagi mengingat perjuanganku untuk mendapatkan buku ini, hehehe... kalo Perfume sih belum baca bukunya, tp sudah nonton pilemnya...Filmnya sih keren tp ngga tertarik untuk baca bukunya, walopun kemaren buka sempa ada ditangan :).
@Acculk:
Waks hare genee masih pake pertamax gegege...
@Leni:
Tebakan saya saat Andrea menceritakan julukan nama-nama untuk suku-suku di Belitong itu ya Len? Kalau bener, berarti opini kita sama. Saya juga ngerasa seringnya pengulangan nama-nama tersebut sangat mengganggu.
Saya memberikan bintang tiga untuk buku di Goodreads.com ;))
Obi-Wan
Atonement yang menang Oscar itu bukan om Obi? Kiera Knightley loh om hehehe...
Pernah mencoba nonton filmnya, and guess what? 15 menit memutuskan dengan ikhlas untuk tidak melanjutkan karena sangat membosankan hehe
@Rinella
Thanks udah mampir ya..
Perihal Parfume saya juga heran sih kenapa bisa terjual lebih dari 15 juta eksemplar. Alur cerita membosankan karna jarang terjadi dialog, beruntung di akhir cerita klimaksnya didapet.
@Galihsatria
Thanks udah mampir juga om Galih..
Perihal Maryamah Karpov secara keseluruhan cerita sebenarnya tetap menarik koq. Perjuangan Ikal mendapatkan A Ling sudah amat maksimal, dan sangat terhibur bagaimana ia dibantu tokoh-tokoh Laskar Pelangi lainnya mengalahkan tantangan membuat perahu.
Kelemahan utama dari buku ini saya pikir ada di penamaan Judul, kalau memang diplot dalam frame yang tidak penting, kenapa mesti memakai nama Maryamah Karpov, kenapa bukan Kembalinya Lintang, Penemuan A Ling dan kemungkinan judul lain. Dan hal ini pun diakui sendiri oleh Andrea Hirata bahwa identitas Maryamah Karpov itu ada di jilid kedua buku ini. As we knew,kita tidak pernah diberikan konfirmasi kalau MK akan diterbitkan ke dalam dua jilid kan?
Semoga saja Andrea tidak blunder membuat pernyataan ini, IMHO.
@Setyo Pranoto
Wah paling seneng kalau ada responder memberikan input cerita-cerita sejenisnya. Complicated ya? Oke, akan saya ingatkan ke memori untuk tidak membeli bukunya hehe
@Asrul
Pasti tertarik dengan Bilangan Fu karna ceritanya tentang pemanjat tebing alami hehe... Sampai sini saya pun tertarik. Mba Ayu menggunakan kata Spiritualisme Kritis untuk menceritakan tradisi-tradisi itu, dan terus terang saya sampai out of desire ketika saya merasa kenapa tidak mengelupas lebih intens prosesi cinta segitiga antara ketiga tokoh utama?
@Putry
Thanks udah mampir Putry...
Kalau di tulisan ini bukan rekomendasi kali ya, tapi kritisi hehe... Meluncur ke blog-nya Putry ah wiken nanti :-)
@Tazyndrome
Wew komen pertama di blog gw nih bro hehe..
Perjuangan mendapatkan MK ini ditulis juga di blog kan bro? hehe... Iya lumayan seru juga ngeliat Lintang yang terbayar pengorbanannya, Arai yang ketemu jodohnya, Mahar yang semakin 'gila'.
Untuk kasus buku vs film Parfume sepertinya akan semakin menguatkan opini bahwa lebih baik nonton filmnya terlebih dahulu dibanding membaca bukunya hehe
*kmaren tjek2 blogroll, lum ada yg baru, hari ini udah banyak aja, ga pernah jd pertamaxxx, hikss....*
ga papa degh...
dari keempat buku itu tjuman punya MK, heuheu...
nasibnya sama pulak, lum selese2 mpe skarang. Padahal bacanya dah dari taon lalu, desember tapi..:p
tapi bang dodi menebar aura negatip niy... semakin tidak tertariklah diriku dan orang2 yg membaca postingan ni wat baca buku ituh...
ntar dituntut ma authornya low, qiqiqiq
review buku yg lain juga yak bang, yg direkomendasikan wat dibaca
yuhuuuwww...
@iLLa
Aura negatif ya hehe.. kalau saya justru sangat terbuka dengan opini-opini yang berbeda dengan saya--akan memperkaya sudut pandang saya.
Review buku insyaAlloh akan diupdate terus ya :-)
etha juga suka nopel...
kapan2 tukeran yuuu... ^-^
sepakat dengan yg perfume
terbujuk dengan sinopsis singkat cover-belakang, saia beli buku ini dan bonus buku masih karya pengarang yg sama = "Paranoid"
akhirnya, perasaan saia sperti roller-coaster:
menarik-bosen-menarik-bosen-menarik
bahkan bonus satunya karya Suskind juga (Paranoid)..benar-benar biasa (not recommended)
@EtHa
tukerannya lewat titipan halilintar dunk tHa :D
@Pradna
Suskind ngeluarin buku lagi? Wis gak bakalan tertarik kayaknya. Parfume tuh butuh perjuangan teramat keras untuk nyelesaiannya hehehe