• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
Jan 24

Resolusi 2009

"Postingan ini saya buat tepat 1 Januari 2009 ketika saya prefer ke blog saya di friendster. Saat itu memilih friendster karna upgrading blognya yang sudah banyak mengalami kemajuan terutama template blog yang juga dipakai oleh wordpress. Sekarang saya balikkan ke blogger, karna I would like to rebuild this homepage to be my mind-center"

Alhamdulillah masih diberikan Alloh SWT kesempatan untuk memasuki tahun baru 2009–tahun baru biasanya saya isi dengan meruntun delapan target saya tahun itu (delapan adalah angka istimewa buat saya). Saya nggak ingin terjebak ke dalam diskusi kusut mengenai kapan sebaiknya membuat resolusi (buat saya tahun baru Islam okay, Masehi fine, ultah go ahead), yang terpenting buat saya adalah esensi resolusi itu sendiri. The matter of time is just unessential for me.

Mencantumkan resolusi di blog adalah hal baru buat saya, tapi worth to try to challenge diri saya sampai seberapa besar diri ini mampu mempertanggungjawabkan apa yang sudah diucapkan oleh mulut saya. Man valued by his words!

1. Melanjutkan (kembali) kuliah S1
Jangan ditanya sejarahnya Kawan, intinya saya sudah kehilangan track record saya di program ekstensi UI. Alhasil saya mesti mengulangnya dari awal atau mencari PT swasta. Akan tetapi ini adalah ultimate resolution saya sampai usia saya beranjak ke kepala 3, menyelesaikan pendidikan sarjana saya!

2. Membeli motor
Ada semacam tarikan untuk membeli motor agar saya pun bisa melakukan hobi-hobi saya yang lain seperti travelling dan fotografi, but somehow it’s still unachieved. Well, karna fotografi sudah termaktub ke dalam resolusi di bawah, dengan senang hati saya akan menyisihkan penghasilan saya untuk mencicilnya.

3. Menentukan rumah masa depan 
Stop playing around! I’m old enough to think about my home sweet home. Udah bukan masanya lagi saya tinggal di kos-kosan atau membeli makan di warteg or restoran. Yang pasti karna rumah adalah titik sentral kehidupan saya, it needs bunches of time to consider the area (south must be!)

4. Menonton konser musik 
Sound teenager? Childish? Dont care actually. Pokoknya saya cuman pengen ngerasain sensasi crowdednya konser. Mengenai siapa artisnya, let see who’s lucky to get my future ticket.

5. Mendaki gunung
Ini pilihan berat! Bukan karna saya tidak punya keyakinan mampu melakukannya, tapi menemukan orang-orang yang bisa dampingi sisi adventure saya itu yang sulit! But hell, create new network! Find the ways!

6. Memulai serius hobi fotografi
Phew, saya baru punya temen nih yang mau ngehunting tempat-tempat buat foto. Gonna be great to get new collection of wonderful scene BY MYSELF. Canon A590 sebagai langkah awalnya.

7. Stop mengeluh!
Ini sudah dimulai sejak tahun lalu, dan alhamdulillah saya pikir saya banyak memperbaiki diri untuk resolusi ini. Tapi karna untuk tahun depan ada bos baru yang belum tentu chemistry itu didapat, saya mesti menekankan kembali this continous annual resolution.

8. Menghafal Juz 30
Analisa sebuah situs menyemangati saya untuk menghafal juz 30 Al Quran. Apabila kita menghafal satu ayat dalam satu hari, maka kita akan mampu menghafal juz ini dalam waktu 6 bulan 10 hari. Mosok lagu duniawi aja sudah hafal beratus-ratus lagu, tapi untuk akhirat hafalan surat saja tidak melebihi jari tangan. Malu saya, Kawan!

8 Responses to “Resolusi 2009”

1. gendo on 01 Jan 2009 at 5:20 am
resolusi meritnya kapan brow?
ape udeh merit ya?
*sorry kl salah” kata yee*

2. d3vy on 01 Jan 2009 at 6:07 am
Writing down a resolution is not also my habbit,but i think it’s worthed to try and such a wonderfull idea.

Well,beberapa tahun yg lalu saya jg pernah iseng nulis “mimpi-mimpi” di blog,yg pengen ke bromo,ke jogja pokoknya traveling lah sampe nulis kepengen umroh….dan trnyata semuanya terwujud bahkan lebih, subhanallah..hal2 yg dg iseng saya niatkan ternyata di dengar Allah. Saya bahkan ga inget pernah nulis itu. baru sadar ketika baca2 lagi arsip tulisan saya yg lalu…

But,emang benar,utk menuliskan suatu resolusi itu “seharusnya” ga terpaku pd waktu, hanya saja sensasi itu terasa lebih jika dipatri pada satu waktu di momen yg istimewa.. 
Selamat Tahun Baru..moga impian kita terwujud, amiiien!

3. dodi on 01 Jan 2009 at 10:21 am
@gendo:
Belum, still single fighter. Menikah itu proses sakral buat saya, so saya ingin mempertimbangkan itu dengan sangat masak. Dan karna kuliah and settling down itu belum kelar, saya belum berani untuk buat resolusi itu. Mungkin starting 1% dulu buat cari2 pendamping kali yak hehehe

4. dodi on 01 Jan 2009 at 10:25 am
@d3vy:
Mba devy sudah umroh ya? Saluttt. Iya, bukan buat geer2an juga ya, tapi lebih kepada berani nggak wujudin apa yg udah keluar dari mulut kita. Saya pikir juga ‘mosok sih gw gak bisa wujudin itu? Seperti ada pecut lain dari hati saya.
Udah baca blognya juga, cutie blog. Makasih udah mampir juga 

5. andriy12 on 11 Jan 2009 at 10:03 pm
Amieennn, mudah2an keinginan2 bang Dodi tercapai semua ditahun ini, aku juga kemaren bikin tulisan Refleksi Tahun Baru 2009  

6. dodi on 11 Jan 2009 at 11:14 pm
@andri
Thanks bro. Udah siap dilink nih blognya. Mudah2an kita tetap istiqamah dalam memperjuangkan mimpi-mimpi kita. Amiin.

7. andriy12 on 11 Jan 2009 at 11:28 pm
Iya bang dodi, mudah2an bisa istiqomah dan istriqomah 

8. Mutiah on 14 Jan 2009 at 1:24 pm
Numpang lewat kak… Mau ikut meng-aminkan, harapan2 itu…
karena HARAPAN ITU MASIH ADA…

Keep Istiqomah deh kak…

Read More 16 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jan 23

Jalan Yang Tak Kuambil


Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan,
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Ke mana kelokannya mengarah di balik semak belukar;

Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,

Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu aku akan pernah kembali.

Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku—
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya.
Road Not Taken - Robert Frost, 1916
Read More 2 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jan 20

My Sixteen Things

Rules:
1. Once you’ve been tagged, you are supposed to write a note with 16 random things, facts, habits, or goals about you.
2. At the end, choose 16 people to be tagged.
3. You have to tag the person who tagged you. (gue juga tag lebih aah)
4. If I tagged you, it’s because I want to know more about you.

Dodi adalah...
1. Pencinta Kereta
Semenjak bekerja di Wisma Antara yang berada di lingkungan segitiga emas (Gatot Subroto-Thamrin-Sudirman), saya sudah menggunakan semua jenis kendaraan yang memungkinkan untuk mencapai kantor. Angkutan umum (bis), taksi, dan kereta. Di antara ketiganya, obviously saya akan memilih kereta karna reliabilitas kereta jauh lebih baik dibanding bis. Rata-rata perjalanan menggunakan kereta hanya menghabiskan total satu jam tepat dari kos sampai kantor, sedangkan bis bisa menghabiskan waktu dua jam (sering lebih). Dan satu alasan penting lainnya, kereta bebas polusi !

2. Conservative-style
Dalam berpenampilan saya cenderung gafas (maksudnya gagap fashion), suka gak ngerti warna ini cocoknya sama warna mana, pokona mah kalo baju itu saya anggap enak dipake ya saya pake :-D. Mungkin ini penyakit gila no.61 Buta Fashion.

3. Sang Pemimpi
Dalam bekerja atau belajar, saya memakai paham sebagai a dreamer. Saya akan mencoba menggapai yang terbaik dari apa yang saya dapat lakukan. Sejak SD sampai kuliah, alhamdulillah itu bisa konsisten saya lakukan.
Banyak yang bilang saya perfeksionis, tapi saya sendiri lebih menyebutnya diri saya perfeksionis-realis (maksa). Satu contoh adalah ketika SMA saya sudah bercita-cita untuk menjadi ahli kimia karna track record saya di pelajaran itu cukup outstanding (bisa masuk Olimpiade Nasional Kimia). Tapi ketika jalan menuntun saya mendalami Teknik Telekomunikasi, saya nggak keberatan dan sangat enjoy. Karna saya menyadari toh kalau banyak jalan menuju Roma.

4. Orang yang gak tegaan
Ini turunan dari Bapak yang kalo di permukaan gemar meledek atau seakan-akan menjatuhkan orang lain dengan kata-katanya. Tapi semarah apa pun saya, saya pasti gak bakal tega untuk tidak memaafkan ketika orang tersebut minta maaf ke saya. Dan satu hal, saya gak bisa memendam kemarahan sampai berdiam di urat nadi (mendendam).
 
5. A Thinker
Jika diberi pilihan apakah saya lebih cocok di pembuat keputusan, perencana, atau pelaksana, saya lebih menempatkan diri saya sebagai A Thinker (pemikir/perencana/penganalisa). Saya suka mengamati berbagai pola dari kejadian yang saya alami, that make me a good analyst. Even my ex manager in Samsung Electronics told me that my analyst skill will become my strength.

6. Berisik yang tak beraturan
Saya paling gak suka sama sesuatu yang sifatnya berlebihan. Dan salah satunya suara yang berisik. Bisa langsung menghancurkan mood saya saat itu juga kalau ada sesuatu yang mengganggu indra pendengaran saya. Berisik yang masih dapat saya tolerir adalah musik rock hehe... Linkin Park adalah batasan musik berisik yang masih diperkenankan telinga saya.

7. Pencinta Karedok
Abi urang Sunda, jadi menjadi kewajiban untuk suka sama lalapan. Tapi lalapan yang saya suka pun lebih terbatas, misal saya gak terlalu suka daun pepaya, terong, atau pare. Lalapan favorit yang berada dalam sebuah makanan tercipta di menu Karedok. Hmm buat yang tau karedok mah HADE pisan lah rasa na. Gak bisa dikalahin sama pecel, gado-gado atau pun makanan pedes lainnya. Satu masakan istimewa buat saya.

8. Love to sing, but bad singer
Adik saya jago banget kalo nyanyi, gak sampai sekelas penyanyi sih, tapi enak didenger terutama masalah cengkok. Herannya saya koq gak bisa nyanyi yak? Tapi kalo dipaksa (atau gak dipaksa pun), misal di karaokean, saya akan dengan senang hati menyanyi hehe. Musik itu penghibur jiwa.

9. Badminton-lover
Salah satu cabang olahraga yang akan saya serius geluti sampai tua adalah badminton. Serius bukan karna saya ingin menjadi pebulutangkis di klub (udah ketuaan kali yak), tapi akan reguler bermain setiap minggunya. Saat ini sudah ada partner, Kristian dan temen latih tanding di Play Ground (lokasi GOR bulutangkis di samping Universitas Gunadarma, Margonda). Mau ngajak main? Atur aja hehe. 

10. Daya survive tinggi
Sejak kecil saya sudah dikenalkan kegagalan demi kegagalan oleh Sang Khaliq. Pun ketika keluarga saya sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan, saya merasakan hebatnya perjuangan bapak dan ibu untuk bisa bertahan hidup (maka bersyukurlah bagi yang diberikan rejeki berlebih). Kegagalan dan keprihatinan itu menjadikan diri saya pribadi yang gak gampang menyerah terhadap sesuatu. Gak ada kamus putus asa dalam hidup saya.

11. Hujan
Sunyi dan Hujan merupakan kombinasi kondisi yang sangat ajaib bagi saya. Sangat sering saya keluar rumah hanya demi melihat tetesan air menggenang batin saya. Dan sesaat setelah hujan adalah momen yang sangat saya tunggu-tunggu. Mencium bau tanah setelah hujan hmm... amazing! .

12. Kompetitor sejati
Saya butuh trigger dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Semakin banyak trigger yang dapat menggerakkan saya, semakin produktif saya. Maka saya sangat menikmati mengenang dua memori terbaik yang merefleksikan status ini. Pertama, saat SMA, ketika saya yang berasal dari sekolah swasta berhasil menjadi juara umum di sebuah SMA negeri di Bekasi. Dan kedua, ketika saya berhasil menjadi yang terbaik kedua di Bimbel Nurul Fikri Jakarta, ke-23 terbaik sejawa. Persaingan nilai grade di NF itu keras banget, tapi itulah saya justru semakin terbakar jika ada sulut api.

13. Penulis puisi
Saya adalah mahasiswa Teknik pencinta Sastra. Teknik dan Sastra adalah dua hal yang bertentangan tapi membentuk harmoni yang magis. Teknik yang serba logis, dan sastra yang serba indah adalah kombinasi yang sangat pas. Kalau punya pendamping yang juga pencinta sastra, dia akan menjadi teman bicara yang sangat menyenangkan.

14. Navy blue as the most, Purple as the least
Amazingly, saya bukanlah orang yang terlalu menganggap penting sebuah warna. Bagi saya tiap warna punya arti dan peran masing-masing. Gak ada yang bisa bilang kuning lebih baik dari hijau atau emas lebih indah dari perak. Mereka membentuk sinergi alam yang dahsyat jika kita mampu mencernanya. Tapi kalau disuruh memilih warna yang paling membuat comfort, navy blue adalah jawabannya. Bagi saya warna itu ciri khas petualang. Dan warna ungu adalah warna yang paling tidak comfort karna serba nanggung. Dibilang cerah enggak dan dibilang gelap tidak juga.

15. Pencinta mata yang indah
Saya sangat menyukai bentuk mata yang indah. Hitam gelap diselubungi putih yang kontras serta dilapisi bola mata yang bulat. Pun hal lainnya mata adalah jendela hati, maka kita dapat menemukan jawaban yang tersembunyi dari seseorang dengan melihat jauh ke dalam matanya. Berandai-andai kalau suatu saat mata istri saya dapat saya pandangi timeless, will be awesome for me.

16. Profesi paling berkesan yang pernah dilakukan adalah menjadi pendidik
Ketika ditanya profesi apa yang paling berkesan sepanjang perjalanan karir saya, saya akan dengan menjawab menjadi pendidik. Saya pernah menjadi tutor Bahasa Inggris untuk guru-guru TK, dan guru di sebuah pondok pesantren di daerah Depok. Momen ketika saya berada di depan murid-murid, berhasil mencuri perhatiannya, dan membangkitkan semangat belajar mereka adalah momen terbaik dalam karir saya. Saya terharu tak terkira ketika ada beberapa anak dari ponpes yang takut masuk UI, tapi berhasil meniti karir di program Diploma UI. It’s such a dream come true for me.
Estafet My sixteen things saya lanjutkan ke Taz, Acculk, Kristian, Gendo, Hasan, Gilang, Leni, Andri, Mutiah, Ilo, Setyo, Handri, I-Ronman, Reka Puspa, Indri, Baiquni (suwun sebelumnya).
Read More 9 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Newer Posts Older Posts Home

Color Paper

  • Tentang Blog Ini

      Berawal dari goresan pena pengalaman paling pribadi, untuk kemudian menyadari bahwa sebuah tulisan bisa menjadi alat yang lebih tajam daripada pisau dan lebih cepat dibanding peluru. Demikian, tulisan-tulisan di blog ini pun berevolusi menjadi tulisan dalam konteks yang lebih umum.


  • ShoutMix chat widget

    Followers

    deBlogger

    • e-no
      Seribu Bayang Purnama: Seribu Problema Pertanian Kita
      1 week ago
    • shandyisme
      Personal Loan Cancellation
      6 years ago
    • Ramadoni
    • Welcome to gegepoweranger.co.cc
    • I AM DITO
    • ãñÐrî ñâwáwï

    Blog Archive

    • ▼  2009 (20)
      • ►  June (2)
      • ►  May (3)
      • ►  April (5)
      • ►  March (4)
      • ►  February (3)
      • ▼  January (3)
        • Resolusi 2009
        • Jalan Yang Tak Kuambil
        • My Sixteen Things
    • ►  2008 (3)
      • ►  November (1)
      • ►  May (1)
      • ►  January (1)
    • ►  2007 (3)
      • ►  December (1)
      • ►  July (1)
      • ►  April (1)
    • ►  2006 (11)
      • ►  October (1)
      • ►  July (7)
      • ►  June (2)
      • ►  February (1)
    • ►  2005 (16)
      • ►  December (1)
      • ►  October (2)
      • ►  August (2)
      • ►  July (3)
      • ►  June (5)
      • ►  May (3)

    Blog Statistik






    free counters

    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit

    © Copyright Dhodie's blog. All rights reserved.
    Designed by FTL Wordpress Themes | Bloggerized by FalconHive.com
    brought to you by Smashing Magazine

    Back to Top