Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan,
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Ke mana kelokannya mengarah di balik semak belukar;
Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,
Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu aku akan pernah kembali.
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku—
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya.
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Ke mana kelokannya mengarah di balik semak belukar;
Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputannya,
Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik.
Oh, kusimpan jalan pertama untuk kali lain!
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu aku akan pernah kembali.
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku—
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya.
Road Not Taken - Robert Frost, 1916
kerennnn...:)
Yep. A very good poem for someone who's still looking for the right path for his (her) life.