Oct
23
Ini bukan ulang tahun saya, juga bukan tahun baru di mana kedua momen tersebut sering saya gunakan untuk me-refleksi-kan perjalanan hidup saya selama ini. Tapi, hari ini 17 Ramadhan 1425H. Yah, belum sempat saya berkata 'Ahlan wa sahlan ya Ramadhan', bulan baik ini sudah hampir sampai di penghujungnya. Amalan apa yang sudah saya lakukan? Ah tak lebih dari rutinitas hidup saya sehari-hari. Berangkat ba'da Shubuh, duduk selama 12 jam di depan komputer (break istirahat sering saya gunakan untuk mengerjakan tugas kuliah), dan pulang jam 4 sore. Ada ibadah khusus lain? NONE. Astagfirullohal'adzhim, saya belum apa-apa!Malu rasanya dengan orang-orang yang begitu khusyu dalam sholat, tenang dalam berbicara, dan tawadhu dalam perbuatan di bulan suci ini. Meski, ini mungkin lebih intens dilakukan karena shaum, tapi setidaknya ada perbedaan dalam perilaku mereka menjalani shaum. Sementara saya? Arghhh kadang emosi masih tidak terkontrol, nafsu untuk bermalas-malas masih menggelayut entah itu di saat sahur, atau pun tatkala perut sudah diasupi berbagai macam makanan setelah berbuka.
Ya Alloh, sudah lama saya tidak merasakan rasa syahdu yang mendalam ketika mendengar adzan. Dulu, ketika di STAN, hati ini selalu terusik ketika mengacuhkan panggilan adzan. Bahkan, adzan yang paling saya tunggu-tunggu adalah adzan shubuh karena betapa menenangkannya melihat teman-teman mahasiswa lain kala itu begitu bersemangat menyambut shubuh. Saya kangen sekali dengan kondisi-kondisi saat itu!
Apakah saya harus membenci kerja? Ini adalah satu-satunya mata pencaharian saya. Tanpanya, saya tidak bisa hidup dan juga tidak bisa membantu ibu-bapak di Bandung.
Apakah saya harus membenci kuliah? Ini adalah kegiatan yang bisa membangkitkan motivasi hidup saya. Tanpanya, hidup ini tentu akan lebih kerontang.
Ahhh... Duhai Rabbi, saya masih memiliki 13 hari lagi untuk mengkhatamkan AlQuran. Berikan hamba kesempatan untuk sedikit mencicipi nikmat ibadah di bulan Engkau ini...
Amiiin.