• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
Jul 30

Lelaki, Hujan, dan Sesungging Senyum

enam april dua-ribu-lima

Kali pertama ku lihat lelaki itu, gerimis merintik tiba-tiba di halaman. Tak hirau dengan sekelebatan pecahan-pecahan air yang menyentuh wajah dan kakinya, tubuh itu terpaku pada pintu serambi rumah dengan meletakkan kepala pada dekap dua tangannya. Tak ada keinginan sedikitpun untuk masuk ke dalam, meringkuk di antara selimut tebalnya, sebagaimana kebanyakan orang. Tiba-tiba.... sebuah senyum tersungging di wajahnya ketika hujan bertambah-tambah deras. Ah... pastilah dia sedang berbahagia, gumamku kala itu. Sesungging senyum yang sederhana, tapi jika kau lihat ke kedalaman matanya, terpancar sebuah kebahagiaan yang pasrah.

sembilan oktober dua-ribu-lima

Kali kedua ku lihat lelaki itu, hujan sudah sampai pada titik derasnya. Kali ini dia beranjak dari serambi rumahnya; alih-alih masuk ke dalam rumah untuk menghindari pekikan halilintar yang kejam terdengar, lelaki itu malah mematung persis sejari di depan air hujan yang merantai dari atap ke selokan rumahnya. Mendongakkan kepalanya sebentar, kemudian tangannya pun menyentuh air yang berkejaran di depannya. Tiba-tiba.... matanya terpejam meresapi dingin air yang menjalar ke tubuhnya. Ah... aku pikir pasti dia sedang merindukan seseorang. Kembali senyuman sederhana tersungging di wajahnya, sebuah ejewantah kerinduan pada orang yang dikasihinya.


delapan-belas juli dua-ribu-enam

Kali ketiga ku lihat lelaki itu, hujan sudah sampai pada titik kembali menjadi gerimis. Kali ini dia duduk menopangkan wajah di lututnya. Aneh karena kali ini kekeruhan di raut wajahnya meruak jelas karena tidak ada sesungging senyum atau pancaran kebahagiaan. Bahkan sesekali kulihat badannya terguncang hebat meski deru hujan membiaskannya. Lama kuperhatikan tak ada yang dilakukannya kecuali menerawang kosong di depannya. Akan tetapi, tanpa diduga kembali senyuman itu tersungging di wajahnya. Heran sekaligus takjub aku melihatnya karena baru saja ia terguncang hebat. Ah... sungging senyum sederhana, yang seakan menyibakkan kepedihan hatinya, membias abadi di sana ketika tiba-tiba kulihat pelangi terkembang di langit rumah... Dia pun menikmati pancaran anugerah multi warna sementara tetes hujan terakhir menghujam bumi menuju titiannya.

Read More 2 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 28

Dua Sisi Waktu

:vie

Satu waktu

Kita belum kenal kala itu
Kamu datang bersama temanmu
Membagi himpit waktu bersamaku
Hingga kelegaan lebih leluasa terhirup

Berhasil kita kala itu
Pancar bahagia terbias jelas di matamu

Lain waktu
Kita sudah kenal kala itu
Kamu datang dengan pesanmu
Membagi amuk takut bersamaku
Hingga kepasrahan lebih terasa terkutuk

Serangkum doaku untukmu

*)Congratulation for your graduation, Vir (FT '06)

Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 18

Derik Jangkrik dan Kunang-Kunang

:irw

Pernah mendengar suara jangkrik yang menemani malam?
Ketika cakrawala mulai gulita dengan siluet panjang membayang
Derik jangkrik selalu setia melagukan harmoni tak berhenti
Mendendang danau kalbu dengan simfoni sunyi sepi

Pernah menikmati cahaya kunang-kunang yang menghiasi malam?
Ketika bulan indah bercahaya dengan bintang setia berdampingan
Kunang-kunang selalu setia merenda malam tak bertepi
Menghias halaman hati dengan sketsa mini langit

Pernah menyadari hebat perempuan yang setia menyertai malam?
Ketika keringat habis terkuras dan darah mendidih tak berbekas
Perempuan selalu setia mendampingi tanpa bertanya sana sini
Mencerna berontak logika dengan uraian kaya hati

Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 18

Relief Wajah Surga

:bbs

Di mata itu
Kutemukan harap
Tentang bahagia dan keabadian
Tentang mencinta dan ketulusan

Di dahi itu
Kutemukan ikhlas
Tentang rindu dan penantian
Tentang menunggu dan kepasrahan

Di telinga itu
Kutemukan haru
Tentang sendiri dan keheningan
Tentang menyepi dan ketiadaan

Di bibir itu
Kutemukan tenang
Tentang arti dan pemaknaan
Tentang menerima tak berpengharapan

Di wajah itu
Tlah kutelusur relief surga cinta

Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 17

Kelumit Hari


Pagi tetaplah pagi
Meski disahuti rintik atau ringkik
Meski ditemani gerimis atau mentari
Tapi pagi tetaplah pagi...
: Sketsa jejak hati.

Siang tetaplah siang
Meski surya ganas menyengat
Meski angin kejam menampar
Tapi siang tetaplah siang...
: Gemuruh asa diri.

Senja tetaplah senja
Meski juta himpitan kesulitan
Meski jejal enigma kehidupan
Tapi senja tetaplah senja...
: Deraian doa suci.

Malam tetaplah malam
Meski raga letih tertatih
Meski jiwa lelah terkuras
Tapi malam tetaplah malam...
: Istirah mimpi abadi

Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 14

Di pintu itu

:bbs


Di pintu itu
Kamu pernah diam tersedu
Merajam emosi yang mengamuk
Meronta mengalir dalam dingin kalbu

Di pintu itu
Aku pernah duduk termangu
Meredam hati yang merindu
Berbisik memanggil dalam hembus bayu

Di pintu itu
Aku tetap sila menunggu
Menghitung bergulirnya waktu
Hingga tiba sang kekasih mengetuk

Di pintu itu
: dalam aku mencintamu

Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Jul 01

Sabtu, Kerja, dan Meeting...

Sepertinya ada yang salah dari kumpulan kata-kata di atas. Iya... Sabtu masih kerja dan seperti masih-tak-cukup-keberuntungan harus menghadiri meeting, duh! Ngomong-ngomong, inget nggak sih dulu waktu SMP atau SMA kita sering dikasih ulangan (kangen ma kata ini) dengan formula seperti ini. Bahasa Indonesia? Bimbingan dan Konseling? Atau pas waktu TPA? Tunggu.. tunggu! sabtu, kerja, meeting dan sekarang disuruh mikir... Gak banget. Ngomong-ngomong lagi, makin lama otak saya makin tumpul deh.

Awal pagi tadinya saya ingin bertanya sama manajer saya masalah kontrak yang tersisa dalam hitungan jam. Tapi beliau tidak berkenan menjawab karena sedang mengurus mobilnya di bengkel dan meminta saya menunggu sampai hari Senin. Duh... Time is like everlasting in the next couple days.

Akhirnya saya coba untuk konsentrasi ke kerjaan lagi, tapi gagal. Emang sabtu kayaknya nggak cocok ya untuk jam kerja, entah karena sudah diformulasikan dari sananya atau otak kita sendiri yang memformulasikannya. Walhasil, saya coba buka Notepad (program word processing yang paling saya suka karena konsep minimalisnya) dan meluncurkan jemari di tombol-tombol komputer dan berhasil! Memang ketika saya sudah not in the mood, entah itu berada di ultimasi positif atau bahkan negatif, menulis menjadi salah satu jawaban paling logis bagi otak saya.

Akhirnya waktu pun terasa tidak membosankan lagi sampai bel pulang pun terdengar. Tepat jam 1 siang itu pun saya langsung mematikan komputer, menggesek kartu karyawan magnetik, dan pulang. Meski teman kerja lain masih ada di office, saya enggak peduli! Sabtu, Kerja, dan Meeting bukan formulasi kata yang cocok di otak saya.

Oh iya, kebetulan sabtu ini ada acara kumpul bareng temen-temen Telkom 2000 di rumah Vira . Mau membahas masalah bantuan beasiswa untuk adik kelas di Poltek. As usual, biasanya kalo gak dipaksa dan memaksa diri, saya akan mencari alasan macam-macam untuk nggak menghadiri acara macam ini, males aja :). Dan pilek adalah salah satu alasan logis kan? Sudah hampir semingguan ini saya diserang pilek dan efek sampingnya. Akan tetapi seperti ada perasaan nggak enak kalau saya nggak ngehadirin acaranya, lagipula saya yang mengajukan ide ini semua. Akhirnya langkah kaki pun ditujukan ke stasiun Tanjung Barat, membeli karcis yang masih 1.500 rupiah, dan menunggu kereta ke arah Jakarta. Sampai akhirnya kereta pun datang dan setelah tiga stasiun terlewati dengan cepat, tiba di Stasiun Kalibata. Oh iya, saya punya anekdot tentang stasiun ini. Stasiun Lenteng Agung dan Kalibata punya rumus 1 dan 20: kalau Lenteng Agung menurunkan 1 orang dan 20 orang menggantikannya, maka Kalibata adalah kebalikannya. Jadi, jangan sekali-kali berada di pintu kalau tidak ingin tersungkur didorong atau bahkan dipukul (kalau perlu) oleh penumpang 120.

Setiba di rumah Vira, as usual belum ada pentolan yang hadir dan akhirnya ngobrol sama Vira. Kita ngobrol-sana-sini tentang motorola, nokia, dan tentunya dosen pembimbing TA dia yang dia cintai, meski perut melilit karena belum dikasih haknya. Duh Vie... besok-besok selalu tawarin makanan besar ya kalau ada anak kos dateng :). Akhirnya Yuli dan Niken pun menyelamatkan perut yang sudah meronta-ronta dengan soto-nya. Then, dengan peserta terakhir Sanis yang dateng dengan Karisma-nya, kita ngobrol sana-sini tentang rencana beasiswa. Hope going well ya, Guyz!
Read More 0 Komentar | Ditulis oleh Dodi Mulyana edit post
Newer Posts Older Posts Home

Color Paper

  • Tentang Blog Ini

      Berawal dari goresan pena pengalaman paling pribadi, untuk kemudian menyadari bahwa sebuah tulisan bisa menjadi alat yang lebih tajam daripada pisau dan lebih cepat dibanding peluru. Demikian, tulisan-tulisan di blog ini pun berevolusi menjadi tulisan dalam konteks yang lebih umum.


  • ShoutMix chat widget

    Followers

    deBlogger

    • e-no
      Seribu Bayang Purnama: Seribu Problema Pertanian Kita
      3 weeks ago
    • shandyisme
      Personal Loan Cancellation
      6 years ago
    • Ramadoni
    • Welcome to gegepoweranger.co.cc
    • I AM DITO
    • ãñÐrî ñâwáwï

    Blog Archive

    • ►  2009 (20)
      • ►  June (2)
      • ►  May (3)
      • ►  April (5)
      • ►  March (4)
      • ►  February (3)
      • ►  January (3)
    • ►  2008 (3)
      • ►  November (1)
      • ►  May (1)
      • ►  January (1)
    • ►  2007 (3)
      • ►  December (1)
      • ►  July (1)
      • ►  April (1)
    • ▼  2006 (11)
      • ►  October (1)
      • ▼  July (7)
        • Lelaki, Hujan, dan Sesungging Senyum
        • Dua Sisi Waktu
        • Derik Jangkrik dan Kunang-Kunang
        • Relief Wajah Surga
        • Kelumit Hari
        • Di pintu itu
        • Sabtu, Kerja, dan Meeting...
      • ►  June (2)
      • ►  February (1)
    • ►  2005 (16)
      • ►  December (1)
      • ►  October (2)
      • ►  August (2)
      • ►  July (3)
      • ►  June (5)
      • ►  May (3)

    Blog Statistik






    free counters

    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit

    © Copyright Dhodie's blog. All rights reserved.
    Designed by FTL Wordpress Themes | Bloggerized by FalconHive.com
    brought to you by Smashing Magazine

    Back to Top