Awal pagi tadinya saya ingin bertanya sama manajer saya masalah kontrak yang tersisa dalam hitungan jam. Tapi beliau tidak berkenan menjawab karena sedang mengurus mobilnya di bengkel dan meminta saya menunggu sampai hari Senin. Duh... Time is like everlasting in the next couple days.
Akhirnya saya coba untuk konsentrasi ke kerjaan lagi, tapi gagal. Emang sabtu kayaknya nggak cocok ya untuk jam kerja, entah karena sudah diformulasikan dari sananya atau otak kita sendiri yang memformulasikannya. Walhasil, saya coba buka Notepad (program word processing yang paling saya suka karena konsep minimalisnya) dan meluncurkan jemari di tombol-tombol komputer dan berhasil! Memang ketika saya sudah not in the mood, entah itu berada di ultimasi positif atau bahkan negatif, menulis menjadi salah satu jawaban paling logis bagi otak saya.
Akhirnya waktu pun terasa tidak membosankan lagi sampai bel pulang pun terdengar. Tepat jam 1 siang itu pun saya langsung mematikan komputer, menggesek kartu karyawan magnetik, dan pulang. Meski teman kerja lain masih ada di office, saya enggak peduli! Sabtu, Kerja, dan Meeting bukan formulasi kata yang cocok di otak saya.
Oh iya, kebetulan sabtu ini ada acara kumpul bareng temen-temen Telkom 2000 di rumah Vira . Mau membahas masalah bantuan beasiswa untuk adik kelas di Poltek. As usual, biasanya kalo gak dipaksa dan memaksa diri, saya akan mencari alasan macam-macam untuk nggak menghadiri acara macam ini, males aja :). Dan pilek adalah salah satu alasan logis kan? Sudah hampir semingguan ini saya diserang pilek dan efek sampingnya. Akan tetapi seperti ada perasaan nggak enak kalau saya nggak ngehadirin acaranya, lagipula saya yang mengajukan ide ini semua. Akhirnya langkah kaki pun ditujukan ke stasiun Tanjung Barat, membeli karcis yang masih 1.500 rupiah, dan menunggu kereta ke arah Jakarta. Sampai akhirnya kereta pun datang dan setelah tiga stasiun terlewati dengan cepat, tiba di Stasiun Kalibata. Oh iya, saya punya anekdot tentang stasiun ini. Stasiun Lenteng Agung dan Kalibata punya rumus 1 dan 20: kalau Lenteng Agung menurunkan 1 orang dan 20 orang menggantikannya, maka Kalibata adalah kebalikannya. Jadi, jangan sekali-kali berada di pintu kalau tidak ingin tersungkur didorong atau bahkan dipukul (kalau perlu) oleh penumpang 120.
Setiba di rumah Vira, as usual belum ada pentolan yang hadir dan akhirnya ngobrol sama Vira. Kita ngobrol-sana-sini tentang motorola, nokia, dan tentunya dosen pembimbing TA dia yang dia cintai, meski perut melilit karena belum dikasih haknya. Duh Vie... besok-besok selalu tawarin makanan besar ya kalau ada anak kos dateng :). Akhirnya Yuli dan Niken pun menyelamatkan perut yang sudah meronta-ronta dengan soto-nya. Then, dengan peserta terakhir Sanis yang dateng dengan Karisma-nya, kita ngobrol sana-sini tentang rencana beasiswa. Hope going well ya, Guyz!